Lelaki Tua itu hanya bisa duduk termenung,sambil               menangisi kematian Istri nya.

Sedang para tetangga berdatangan untuk mengucapkan belasungkawa.Mereka telah hidup bersama kurang lebih 60 tahun,Tanpa Anak yang telah pergi meninggalkan mereka,tanpa sanak saudara.sehari-hari mereka hanya mengumpulkan sampah-sampah bekas,dari situlah mereka bisa makan.Rumah nya pun hanya berdindingkan Bilik(semacam Anyaman Bambu),Lantai nya pun hanya beralaskan tanah,dan sebuah radio butut sebagai hiburan bagi mereka.Kini Istri nya pun telah pergi untuk selama-lamanya,Lelaki Tua itu hanya pasrah dan meratapi kepergiannya…

Hari semakin siang,salah seorang warga bertanya:”mau di kuburin kapan,pak?”

Lelaki Tua itu menjawab:”Pak saya tidak mempunyai uang untuk mengurus pemakaman Istri saya!!!,Saya tidak bisa membeli kain kafan,saya tidak sanggup membeli tanah buat menguburkan Istri saya!!!

Warga:”Waduh gimana nih pak”???

“Sudah Lemparkan saja Jenazah Istri saya itu ke Sungai,atau Bakar saja jenazah nya,Gusti Allah pun tahu keadaan saya”jawab lelaki tua itu,dengan emosi.

Akhir nya ada salah seorang warga yang tersentuh hati nya,mau membiayai pemakaman Istri Lelaki Tua itu.

Kisah di atas menjadikan pelajaran betapa sulit nya jika musibah kematian menimpa warga miskin.Atau kita juga bisa lihat di kota-kota besar kita ambil contoh Jakarta,Biaya pemakaman berkisar ratusan ribu hingga jutaan rupiah,atau pun di daerah-daerah lain.Mungkin bagi orang yg berduit,tidak menjadi masalah,bagaimana jika yang tertimpa musibah kematian itu Orang miskin(tidak mampu)?.buat makan sehari-hari aja sudah susah,apalagi untuk mengurus biaya pemakaman,andai salah satu anggota keluarga nya tertimpa musibah kematian

Berawal dari situlah Organisasi Dana Sosial Kematian Muawanah RW XIII di bentuk.Tujuan nya untuk memberi kemudahan bagi warga yang mendapat musibah kematian dalam hal penyediaan seperangkat kain kafan,Penyediaan Tanah kuburan,Hingga santunan untuk Biaya Tahlil selama satu Minggu..Untuk Anggota,hanya khusus wilayah RW XIII,pendanaan nya dari hasil swadaya masyarakat,setiap Kepala Keluarga di pungut Biaya Rp 5000/bulan.untuk pungutan di serah kan ke masing2 RT.

Organisasi ini telah berjalan dari bulan April 2004,dan setiap pengurus berkewajiban melaporkan pengumpulan dana pertriwulan di masjid.

Kita mulai dari diri kita untuk bersama-sama menciptakan suatu kondisi di tengah-tengah masyarakat kita ini sesuai dengan daya dan kesanggupan kita masing-masing.Supaya tiap-tiap unsur itu benar-benar melakukan peranan nya di tengah-tengah masyarakat,

“Setiap yang berjiwa pasti akan merasakan Mati”

Kita yakin bahwa kematian akan datang dimana saja,kapan saja,dan pada siapa saja.

“Sudah siapkah kita jikalau maut menjemput kita hari ini,Esok hari ataukah Lusa”???

Mohon maaf jikalau tulisan ini kurang berkenan,saya hanya ingin berbagi apa yang saya ketahui